Kegiatan bantengan ruwat pasar ini adalah sebagai upaya untuk meramaikan pasar rakyat Trowulan. Sedangkan, tujuan dari kegiatan ini adalah untuk optimalisasi sarana perdagangan yang ada agar dapat dimanfaatkan sesuai fungsinya.
Bahwa sejak diresmikan pada akhir tahun 2019 lalu sampai dengan hari ini, pasar trowulan dibangun dari dana TP APBN ini belum beroperasi dengan baik. Vakum dampak Covid-19 dimulai dari awal maret 2020 hingga akhir tahun 2021 lalu, kemudian Disperindag Kabupaten Mojokerto mencoba mengaktifkan dan menghidupkan pasar dengan mendorong pedagang berjualan serta membuat beberapa even kegiatan di seputar pasar. Namun, hal ini tidak berjalan lancar. Sepinya pembeli menjadi masalah utamanya, sehingga pedagang tidak dapat bertahan lama.
Bantengan ruwat pasar ini adalah salah satu ikhtiar melalui pendekatan budaya yang merupakan warisan dari para leluhur dan bagian dari kearifan lokal. Semoga menjadi solusi dan diharapkan pasar rakyat trowulan menjadi ramai, serta diminati oleh pedagang maupun pembeli.
Ada beberapa prosesi yang dilaksanakan pada acara bantengan ruwat pasar, antara lain:
1. Kirab Budaya
2. Penanaman pohon tanjung dan pohon mojo
3. Penyiraman air, yang diambil dari sumber air petirtaan Jolotundo Trawas dan sumber air penguripan Desa Pakis Trowulan
4. Pengurukan tanah yang diambil dari 7 tanah pasar di wilayah Kabupaten Mojokerto
5. Acara utama bantengan, oleh kelompok Laskar Gunung Jati